POHUWATO, BARGO.ID – Siapa sangka, biji kakao dari kebun petani Pohuwato kini jadi incaran investor asal Jepang. Produk olahan cokelat dari Kecamatan Taluditi ternyata berhasil memikat perhatian perusahaan besar Negeri Sakura.
Kabar membanggakan itu disampaikan langsung saat Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, menerima kunjungan tim investor dari perusahaan Chateraise Jepang, Senin (27/10/2025).
Dalam pertemuan di ruang kerja bupati, rombongan investor datang membawa bukti nyata hasil olahan biji kakao Pohuwato yang telah diolah menjadi bahan baku cokelat siap konsumsi.
Melihat hasil itu, Bupati Saipul tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ia bahkan tersenyum lebar sambil mengangkat dua kantong cokelat yang dibawa tim Jepang.
“Alhamdulillah, ini membanggakan! Investor datang bukan hanya janji, tapi membawa bukti nyata. Biji kakao Taluditi kita sudah diolah di Jepang,” ujar Saipul penuh syukur.
Menurut Saipul, kunjungan keempat dari pihak Jepang ini menjadi bukti keseriusan mereka dalam menjalin kerja sama dengan Pemkab Pohuwato.
“Pertemuan bulan lalu membuahkan hasil. Ini jadi bukti bahwa kakao Pohuwato punya potensi besar menembus pasar internasional,” tambahnya.
Bupati juga berpesan agar para petani semakin semangat mengembangkan kakao sebagai komoditas unggulan daerah.
“Kami akan bantu promosikan produk kakao lokal ini. Kalau pasar Jepang sudah buka pintu, petani harus siap meningkatkan produksi,” tegasnya.
Sementara itu, juru bahasa tim Jepang, Dedi Iramanto, menyampaikan bahwa investor sangat terkesan dengan kualitas kakao dari Pohuwato, terutama yang berasal dari Desa Mekarti Jaya, Puncak Jaya, dan Panca Karsa 1 di Kecamatan Taluditi.
“Mereka kagum dengan cara petani Pohuwato merawat tanaman. Tidak hanya menanam, tapi menjaga kualitas sampai panen,” kata Dedi.
Rombongan investor Jepang terdiri dari Mr. Kusima, Mr. Yasaki, Mr. Haibara, dan Mr. Kajihara, serta perwakilan Indonesia Jaldin. Mereka mewakili perusahaan Chateraise Jepang, salah satu produsen cokelat dan kue ternama di Negeri Sakura.
Kepala Dinas Pertanian Pohuwato, Kamri Alwi, turut menjelaskan bahwa potensi kakao di wilayah tersebut memang cukup besar.
“Luas lahan kakao di Taluditi mencapai 3.661 hektare, dengan ratusan hektare sudah menghasilkan. Kehadiran investor Jepang ini sangat membantu pengembangan sektor perkebunan,” jelas Kamri.
Kamri menambahkan, langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Pohuwato sebagai sentra kakao unggulan di kawasan timur Indonesia.
“Kami optimistis, kerja sama dengan Jepang ini akan membuka peluang ekspor yang lebih luas,” ujarnya.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan suasana penuh kehangatan. Bupati Saipul tampak terus tersenyum sambil memegang cokelat olahan buatan Jepang dari biji kakao Taluditi simbol nyata kerja keras petani Pohuwato yang kini mulai diakui dunia.
“Kakao ini bukan sekadar biji, tapi kebanggaan kita semua,” tutup Saipul dengan nada haru.
Kini, dari tanah subur Taluditi, harum cokelat Pohuwato mulai menembus batas negeri, membawa nama Gorontalo harum sampai ke Jepang.





























