POHUWATO, BARGO.ID – Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pohuwato menggelar kegiatan Dialog Kepemudaan bertajuk “Pemuda Pohuwato di Persimpangan: Idealisme, Gengsi, dan Kepentingan,” Rabu (29/10/2025), di Gedung A Universitas Pohuwato.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Cabang Pohuwato, dan sukses menghadirkan sejumlah narasumber lintas organisasi kepemudaan ternama di daerah.
Di antara yang hadir yakni Ketua DPD KNPI Pohuwato, Fachmi R. Mopangga, Ketua Karang Taruna Pohuwato, Abdul Karim Pakaya, Ketua Umum PMII Cabang Pohuwato, serta Sekretaris Umum HMI Cabang Pohuwato, Dandi Lasalutu.
Selain itu, ratusan mahasiswa, kader HMI, dan perwakilan senat dari berbagai fakultas di Universitas Pohuwato turut memenuhi ruangan, menandakan besarnya antusiasme pemuda terhadap isu kepemudaan yang diangkat.
“Kegiatan ini kami gagas sebagai ruang berpikir dan bertukar pandangan bagi para pemuda di Pohuwato. Saat ini banyak anak muda berada di titik persimpangan antara idealisme, gengsi, dan kepentingan,” ujar Ketua Bidang PTKP HMI Cabang Pohuwato, Abd. Rajak Dunda, selaku penanggung jawab kegiatan.
Menurut Abd. Rajak, forum ini menjadi bentuk refleksi bersama agar pemuda tidak kehilangan arah perjuangan. Ia menegaskan bahwa orientasi pemuda harus kembali pada nilai moral, tanggung jawab sosial, dan kebermanfaatan bagi masyarakat.
“Perbedaan warna organisasi bukan alasan untuk terpecah. Justru dari perbedaan itulah kita bisa belajar dan melahirkan solusi bersama bagi kemajuan daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum HMI Cabang Pohuwato, Dandi Lasalutu, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai, di tengah arus pragmatisme dan ego sektoral yang kian kuat, forum dialog seperti ini menjadi oase intelektual bagi pemuda Pohuwato.
“Saya mengapresiasi langkah Bidang PTKP yang menggagas kegiatan reflektif ini. Di tengah arus pragmatisme, forum seperti ini penting untuk menjaga nurani dan arah gerak pemuda agar tetap berpihak pada kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi atau golongan,” ungkap Dandi.
Dandi berharap kegiatan ini tidak berhenti pada wacana atau diskusi semata, tetapi berlanjut menjadi gerakan nyata yang membangun solidaritas dan kesadaran kolektif di kalangan pemuda Pohuwato.
“Dialog ini bukan sekadar seremonial, tapi awal dari gerakan intelektual pemuda yang sadar peran dan tanggung jawabnya. Kita harus menjadi generasi yang tidak hanya kritis, tapi juga solutif,” pungkasnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari kalangan mahasiswa dan aktivis muda yang hadir. Banyak yang menilai bahwa langkah HMI ini menjadi angin segar di tengah minimnya ruang dialog substantif bagi generasi muda di daerah.





























