POHUWATO, BARGO.ID – Aksi unjuk rasa puluhan penambang bersama mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Massa Rakyat Melawan memanas di depan Kantor Bupati Pohuwato, Senin (08/12/2025). Massa menuding Pemerintah Kabupaten Pohuwato mengabaikan persoalan penambang dan lebih memilih berpihak kepada perusahaan tambang.
“Jangan begitu juga sama rakyat penambang!” teriak salah satu orator Rahmat saat aksi dimulai.
Massa menyebut pemerintah daerah tidak memfasilitasi pertemuan antara penambang dan perusahaan, meski sudah berulang kali diminta. Hingga saat ini, kata mereka, pihak perusahaan tidak pernah hadir menemui massa.
“Sudah berapa kali kami datang, perusahaan tidak pernah hadir,” ujar seorang anak penambang dalam orasinya.
Massa Tuduh Pemda Tak Berpihak
Dalam aksi itu, massa menuding Wakil Bupati Pohuwato Iwan S Adam tidak berpihak kepada rakyat.
“Pemerintah di mana? Wabup Pohuwato pengkhianat di tanahnya sendiri!” teriak massa.
Mereka menilai pemerintah justru menjadikan perusahaan sebagai prioritas, bahkan disebut-sebut diarahkan sebagai proyek strategis nasional sementara konflik penambang tak kunjung selesai.
“Agenda pemerintah hari ini bukan menyelesaikan konflik, tapi memfasilitasi korporasi untuk eksploitasi sumber daya kita,” kata orator lainnya.
Aksi Memanas, Ban Dibakar dan Asap Masuk ke Ruangan Kantor Bupati
Benturan mulai terjadi saat massa membakar ban bekas di halaman kantor bupati. Aparat kepolisian dan Satpol PP yang berusaha memadamkan api gagal, sementara asap tebal mulai masuk ke ruang utama kantor bupati.
Wakil Bupati Iwan S Adam yang berada di lokasi ikut mencoba mencegah aksi pembakaran.
“Saya tidak mau kamu bakar ban di situ, mo ta bakar kantor,” tegur Wabup.
Namun massa membalas bahwa pembakaran ban adalah bentuk protes atas eksploitasi lahan mereka oleh perusahaan.
“Ini saja bakar ban dimarahi, bagaimana dengan lahan kami yang bertahun-tahun dieksploitasi perusahaan?” kata salah satu orator.
Orator Tunjuk Wabup di Depan Massa
Ketegangan memuncak ketika seorang orator bernama Yunus Pasau maju ke depan dan menunjuk-nunjuk wajah Wakil Bupati.
“Pak Wabup tahu tidak tanah 100 hektar milik rakyat dicuri perusahaan? Harusnya bapak ada di barisan kami, bukan jadi pengecut!” teriaknya.
Ia menyebut Wabup lebih membela perusahaan ketimbang penambang.
“Kami mau Pak Wabup jadi wakil bupati rakyat, bukan wakil bupati perusahaan!”
Massa Tolak Dialog, Bergerak ke Kantor DPRD
Wabup Iwan S Adam sempat meminta massa untuk berdialog. Namun permintaan itu ditolak. Massa menilai pernyataan Wabup hanya membela perusahaan dan tidak menyentuh substansi tuntutan.
Tak lama setelah itu, massa menghentikan pembicaraan Wabup dan memilih melanjutkan aksinya menuju Kantor DPRD Pohuwato.





























