LIMBOTO, BARGO.ID – Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Gorontalo kembali bikin resah warga. Pasalnya, harga jual di lapangan ternyata sudah melewati Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Kondisi ini membuat tim gabungan dari Badan Pangan Nasional, Bulog Provinsi Gorontalo, dan pihak Kepolisian bergerak cepat melakukan pengecekan langsung di Pasar Tradisional Kayubulan, Kecamatan Limboto, pada Kamis (23/10/2025) pagi.
Kegiatan tersebut dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Gorontalo, AKP Andran Pratama, S.Tr.K., S.I.K., M.H., bersama Kasubdit Indaksi Ditreskrimsus Polda Gorontalo, Kompol Agus Dwi Cahyono, S.I.K., M.A.P., serta dihadiri perwakilan dari Badan Pangan Nasional, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gorontalo.
Fakta Mengejutkan: Harga Di Atas HET dan Pasokan dari Luar Daerah
Dari hasil pengecekan di lapangan, tim menemukan bahwa harga beras yang dijual pedagang di Pasar Kayubulan masih berada di atas HET.
Tak berhenti sampai di situ, tim gabungan juga melakukan penelusuran ke agen penyalur beras di Desa Duwanga, Kecamatan Dungaliyo, tepatnya di toko milik Usman B. Ali. Hasilnya cukup mengejutkan beras yang dijual di pasar ternyata dipasok dari luar daerah, yakni Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Karena rantai distribusi yang panjang dan biaya angkut yang tinggi, harga beras akhirnya melambung di tingkat pedagang. Situasi ini berdampak langsung pada masyarakat kecil yang mulai kesulitan membeli kebutuhan pokok sehari-hari.
“Kami lakukan pengecekan untuk memastikan tidak ada permainan harga. Rakyat tidak boleh dirugikan karena ada pihak yang mencari keuntungan berlebih,” tegas AKP Andran Pratama di sela kegiatan pengecekan.
Tim Gabungan Janji Perketat Pengawasan
Selain memeriksa harga, tim juga melakukan edukasi kepada para pedagang agar mematuhi aturan pemerintah terkait HET beras. Mereka menegaskan, setiap pelanggaran yang merugikan masyarakat akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.
Pihak kepolisian dan instansi terkait juga berkomitmen untuk memperketat pengawasan terhadap distribusi beras agar tidak terjadi spekulasi harga, penimbunan, atau praktik curang lainnya.
“Kami akan terus pantau pergerakan harga di pasar rakyat. Kalau ditemukan permainan harga atau penimbunan, akan langsung kami tindak,” ujar Kompol Agus Dwi Cahyono.
Masyarakat Harap Harga Segera Stabil
Sementara itu, beberapa warga Limboto yang ditemui di pasar berharap agar harga beras segera normal kembali.
“Sekarang susah sekali cari beras murah. Harga terus naik, padahal penghasilan tidak ikut naik,” keluh seorang ibu rumah tangga yang enggan disebut namanya.
Dengan adanya langkah cepat dari tim gabungan ini, masyarakat berharap harga pangan, khususnya beras, bisa segera turun dan stabil kembali.
Aksi pengecekan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah serius mengawasi harga kebutuhan pokok di daerah. Tim gabungan akan terus melakukan pemantauan berkala agar masyarakat terlindungi dari lonjakan harga yang tak wajar.





























