BARGO.ID – Rendahnya minat baca masyarakat menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Pohuwato. Menjawab tantangan tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pohuwato menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Membaca Nyaring, yang berlangsung selama tiga hari di Kantor Perpustakaan Daerah.
Kegiatan yang dimulai Kamis (5/6/2025) ini, melibatkan 150 peserta dari berbagai unsur, mulai dari guru taman kanak-kanak dan guru kelas bawah SD, pegiat literasi, pustakawan, hingga perwakilan orang tua dari berbagai organisasi wanita di Pohuwato.
Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Yusri Israil, M.Pd, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) di Pohuwato yang belum mencapai target pada tahun-tahun sebelumnya.
“Bimtek membaca nyaring ini merupakan bentuk intervensi terhadap kondisi rendahnya minat baca masyarakat. Kami harap melalui kegiatan ini, budaya membaca dapat dibangun mulai dari keluarga, sekolah, hingga lingkungan komunitas,” ujar Yusri.
Lebih lanjut, materi dalam bimtek difokuskan pada teknik membaca nyaring yang bisa diterapkan peserta di lingkungan masing-masing. Praktik membaca nyaring diyakini dapat menumbuhkan ketertarikan anak terhadap bacaan sejak usia dini.
Kemudian, sebagai upaya memperluas akses bahan bacaan, Yusri juga mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir Kabupaten Pohuwato mendapatkan bantuan dari Perpustakaan Nasional RI.
Tidak sampai disitu, pada tahun 2024, 19 desa dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) menerima masing-masing 1.000 buku dan satu rak buku. Tahun 2025, Pohuwato bahkan menjadi penerima bantuan terbanyak di Provinsi Gorontalo, dengan total 43 titik yang mencakup 26 perpustakaan desa, 12 perpustakaan masjid, satu perpustakaan pura, dan satu perpustakaan gereja.
Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan Provinsi Gorontalo, Syarifudin Porindo, yang menjadi salah satu pemateri, menekankan pentingnya mengenalkan kebiasaan membaca nyaring sejak dini.
“Banyak masyarakat belum memahami manfaat dari membaca nyaring. Padahal, kebiasaan ini seharusnya sudah dimulai bahkan sejak anak dalam kandungan hingga usia kelas 4 SD. Tantangan lain adalah masih kurangnya buku-buku bermutu yang tersedia di masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan aktif orang tua dan guru sangat penting dalam menjadikan membaca nyaring sebagai budaya harian yang mampu memperkuat hubungan emosional antara anak dan pembaca, serta menanamkan kecintaan terhadap buku sejak dini.
Melalui bimtek ini, Pemerintah Kabupaten Pohuwato menegaskan komitmennya untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tumbuh dengan kegemaran membaca sebagai bagian dari gaya hidup.
#B | 02