BARGO.ID – Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menaruh perhatian serius terhadap banjir bandang yang melanda dua desa di Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Sebagai respons cepat atas laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pohuwato, BNPB mengirimkan tim yang dipimpin Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya, Rudy Supriyadi, bersama analis Ahmad Muamar dan Bintang Ahmad, untuk meninjau langsung lokasi terdampak, pada Minggu (22/6/2025).
Setibanya di Bandara Djalaluddin Gorontalo, tim BNPB langsung bergerak menuju Desa Malango, Kecamatan Taluditi, dan disambut oleh Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, Wakil Bupati Iwan S. Adam, serta jajaran TNI/Polri dan OPD terkait.
Usai pertemuan singkat di posko utama, tim BNPB bersama Bupati Saipul dan rombongan langsung menuju lokasi terdampak banjir di Desa Tuweya dan Desa Bohusami.
Dalam peninjauan lapangan tersebut, Rudy Supriyadi, menekankan pentingnya langkah cepat dalam menginventarisasi kebutuhan masyarakat terdampak, termasuk sandang, papan, peralatan rumah tangga, serta kerusakan rumah dan infrastruktur.
“Pemda perlu segera menyusun usulan kebutuhan bantuan, baik dari sisi logistik maupun infrastruktur yang terdampak,” ujar Rudy.
Menanggapi hal itu, Bupati Saipul memanfaatkan kesempatan kunjungan untuk menunjukkan secara langsung kerusakan signifikan yang terjadi, terutama jebolnya bronjong dan struktur penahan jembatan di Desa Tuweya yang menjadi akses vital menuju ibu kota kecamatan.
“Kerusakan tanggul dan bronjong ini menjadi salah satu pemicu utama meluapnya air. Kami sangat berharap BNPB dapat memberikan intervensi bantuan, termasuk rehabilitasi jembatan yang merupakan satu-satunya jalur penghubung warga,” kata Bupati Saipul.
Kemudian, Bupati Saipul juga mengungkapkan keterbatasan anggaran daerah akibat kebijakan efisiensi, termasuk pada anggaran BPBD. Kondisi ini menjadi alasan kuat pentingnya dukungan pemerintah pusat melalui BNPB.
Rapat koordinasi lanjutan dijadwalkan akan digelar pada Senin (23/6/2025), dengan agenda pemaparan data kerusakan dan kebutuhan oleh seluruh OPD terkait.
Di antaranya Dinas Pertanian akan melaporkan kerusakan lahan dan kematian ternak yang mencapai 43 ekor sapi, Dinas PUPR akan menyampaikan kondisi infrastruktur rusak, sementara Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan akan melaporkan pemetaan kebutuhan sosial dan pelayanan medis.
Bupati Saipul dan tim BNPB juga meninjau langsung rumah-rumah warga terdampak, mengidentifikasi kebutuhan dasar seperti air bersih yang kini tengah ditangani oleh BPBD, PDAM, dan Dinas Sosial.
Sementara itu, PLN telah mengerahkan teknisi untuk membenahi jaringan listrik yang padam total sejak banjir terjadi, dan Dinas Kesehatan menurunkan tim medis guna memberikan layanan kesehatan kepada warga.
Banjir bandang yang terjadi pada Jum’at malam (20/6/2025) ini, tercatat sebagai yang terbesar dalam tiga dekade terakhir, melebihi banjir pada tahun 1995 baik dari sisi intensitas maupun dampak kerusakan.
Bupati Saipul A. Mbuinga menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana ini dan mengajak seluruh elemen pemerintah serta masyarakat untuk bersatu dalam penanganan pasca-bencana.
“Kami akan terus bekerja keras bersama BNPB dan seluruh instansi terkait agar penanganan bencana ini bisa dilakukan secara cepat, terukur, dan menyeluruh demi pemulihan masyarakat terdampak,” tegas Bupati Saipul.
#B | 02